Jelajahi Hutan Dengan Seni Digital Musim Panas, Kolaboratif Terbaru Dari TeamLab! | CoolJapan

(Sumber Foto : teamLab)


Bicara tentang Jepang memang tidak ada habisnya ya Clozetters, selain terkenal dengan kotanya yang indah Jepang juga menawarkan perpaduan unik tradisi budaya dan inovasi modern. Keindahan alam Jepang sebagai penyembuh mata bagi wisatawan untuk dinikmati. Pantai dan sungai juga memberi banyak kesempatan untuk kamu eksplorasi. Jika ingin melihat bunga sakura bermekaran selama musim semi dengan sudut-sudut kota dan taman dihiasi dengan warna merah muda yang cantik menarik perhatian banyak wisatawan, maka April adalah bulan terbaik untuk kamu mengunjungi Jepang.

 

Selain di bulan April hingga Mei, pertengahan Oktober hingga November termasuk dalam waktu terbaik untuk kamu menikmati cuaca Jepang dan pemandangan yang menyenangkan juga musim gugur dengan penuh warna. Selain melihat cantiknya perubahan warna daun yang menandakan akhir dari musim panas, kuil-kuil Buddha juga Shinto pun sering mengadakan acara untuk melihat dedaunan musim gugur. Jika kamu tertarik untuk berkunjung ke Jepang di bulan Oktober hingga November, hutan seni digital yang merupakan pameran dari teamLab juga dapat menjadi salah satu tempat yang harus kamu datangi dan jelajahi.



Dengan menghadirkan cahaya dan kesenangan petualangan fantastik Taman Mifuneyama Rakuen dengan luas 500.000 meter persegi yang dibuat pada tahun 1845 yang terletak di kota Takeo Onsen Kyushu ini menjadi tuan rumah untuk instalasi tahunan musim gugur teamLab dari 15 Juli hingga 6 November 2022.



(Sumber Foto : teamLab)

Melansir TimeOut,  Pada siang hari dapat dilihat landmark bersejarah seperti gua 500 batu arhat (murid Buddha) yang diukir dengan tangan biksu Gyoki sekitar 1.300 tahun lalu.


(Sumber Foto : teamLab)

Saat malam hari dan kembali gelap, hutan dan taman ini menjadi dunia di mana seni digital yang mengubah pepohonan dan batuan menjadi instalasi mistis. Dengan hasil yang luar biasa, mengeksplorasi bagaimana alam pun bisa menjadi kanvas untuk karya seni digital yang memukau. A Forest Where Gods Live yang merupakan karya seni dalam dan luar ruangan ini memadukan alam dan spiritualitas 'Hutan Tempat Para Dewa Hidup'.


(Sumber Foto : teamLab)

A Forest Where Gods Live ini juga merupakan seni menghormati yang juga mencerminkan antara hubungan manusa dengan alam juga menjaga warisan budaya agar tetap indah dan menyenangkan.



(Sumber Foto : teamLab)

Pohon Okusu suci yang berusia 3.000 tahun yang terkenal berada di halaman Kuil Takeo di tepi taman juga di jantung taman terdapat phon suci lainnya yang berusia 300 tahun. Menurut teamLab karya seni sendiri merupakan tempat untuk bereksperimen dan mengekspresikan diri menciptakan tempat di mana dan bagaimana kita melampaui batas dalam suatu pemahaman.




(Sumber Foto : teamLab)

Melansir teamLab, Nenek moyang yang mengubah sebagian hutan menjadi taman dengan batas antara hutan dan taman yang tidak jelas, memanfaatkan pohon-pohon alam. Tersesat di alam dengan batas yang tidak jelas dapat membuat kita merasa seperti berada dalam hubungan yang berkelanjutan tanpa batas antara alam dan manusia. Dengan alasan inilah teamLab memutuskan untuk membuat pameran ini sehingga orang-orang akan tersesat dan tenggelam dalam pameran dan alam.



READ MORE ON THIS TOPIC